c. Tokoh dan Penokohan
Unsur-unsur yang sering hadir dalam karya sastra adalah tokoh dan penokohan. Keduanya
merupakan unsur yang tidak dapat terpisahkan.kehadiran tokoh yang membawakan suatu
peran dalam cerita tidk terlepas dari karakter yang diperankan oleh suatu tokoh. Kehidupan
mencerminkan pribadi atau watak manusia dalam praktek hidup sehari-hari.
Tokoh-tokoh cerita dalam sebuah cerita sebuah fiksi termasuk drama (lakon) dapat
dibedakan beberapa jenis penamaan berdasarkan dari sudut mana penamaan itu dilakukan.
Berdasarkan perbedaan sudut pandang dan tinjauan, seorang tokoh dapat saja dikategorikan
ke dalam beberapa jenis penamaan sekaligus, misalnya sebagai tokoh utama, protagonis,
berkembang, tipikal dan lain-lain
d. Tema dan Amanat
Tema adalah gagasan, ide, atau pikiran utama di dalam karya sastra yang terungkap atau
tidak. Tema disini tidaklah sama dengan pokok masalah atau topic, tema dapat dijabarkan
dalam beberapa pokok (Satoto, 1985).
Tema suatu cerita atau karya sastra dapat tersurat dan tersirat. Disebut tersurat apabila
tema tersebut dengan jelas dinyatakan oleh pengarangnya. Disebut tersirat apabila tidak secara
tegas dinyatakan oleh pengarangnya. Disebut tersirat apabila tidak secara tegas dinyatakan,
tetapi terasa dalam keseluruhan cerita yang dibuat pengarang (Suharyanto, 2011).
Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa tema merupakan unsur yang
sangat penting dari suatu cerita. Karena gagasan itu pengarang dapat membayangkan dalam
fantasinya bagaimana cerita itu dibangun dan berakhir.
KESIMPULAN
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran sastra konten
yang kita buat harus kekinian, sesuai dengan lingkungan pengajaran dan pembelajar. Dengan
demikian, siswa dapat menerima dan merespon materi pembelajaran dengan baik. Kondisi di atas
juga terjadi dalam dunia pendidikan. Perhatian para murid dan pengelola sekolah terhadap mata
pelajaran yang berkaitan dengan sains, teknologi, dan kebutuhan fisik jauh lebih besar bila
dibandingkan dengan mata pelajaran kemanusiaan (humaniora). Ketiadaan laboratorium bahasa,
sanggar seni, buku bacaan kesastraan, dan berbagai fasilitas lain yang diperlukan dalam pengajaran
merupakan bukti konkret adanya kepincangan tersebut. Pengertian Wayang Secara Filosofis
Wayang merupakan bayangan, gambaran atau lukisan mengenai kehidupan alam semesta. Di dalam
wayang digambarkan bukan hanya mengenai manusia, namun kehidupan manusia dalam kaitannya
dengan manusia lain, alam, dan Tuhan. Alam semesta merupakan satu kesatuan yang serasi, tidak
lepas satu dengan yang lain dan senantiasa berhubungan. Unsur yang satu dengan yang lain di dalam
alam semestaberusaha keras ke arah keseimbangan.
DAFTAR PUSTAKA
Aston, Elaine, & Savona, George. (2013). Theatre as sign system: A semiotics of text and
performance. Routledge. Google Scholar
Brown, H. Douglas. (2008). Prinsip pembelajaran dan pengajaran bahasa. Jakarta: Person
Education. Google Scholar
Finnegan, Ruth. (1981). 11 Literacy and literature. Universals of Human Thought: Some African
Evidence, 234. Google Scholar
Laelasari, Iseu, & Syadza, Nabila Zakiyatus. (2022). Pendampingan Pemanfaatan Jahe (Zingiber
officinale) Sebagai Bahan Rempah Dalam Pembuatan Inovasi Makanan Herbal Penambah