Vol 2, No 2 Februari 2023
Pengaruh Penambahan Limbah Plastik Pet (Polythylene
Terepthalate) Untuk Aspal Penetrasi 60/70 Terhadap
Karakteristik Campuran Aspal (Ac-Bc)
https://jetbis.al-makkipublisher.com/index.php/al/index
Bahan dasar plastik yang sulit terurai perlu dilakukan penanganan yang tepat selain solusi
pendauran ulang dengan peningkatan nilai fungsinya. Pemanfaatan limbah plastik sebagai bahan
tambahan dalam campuran lapisan AC-BC (Asphalt Concrete-Binder Course) guna peningkatan
nilai stabilitasnya, sekaligus salah satu langkah kongkrit sebagai penanganan pengurangan sampah
yang sulit terurai dengan peningkatan nilai fungsinya (Yuniarti & Rachman, 2020).
Agregat adalah butir-butir batu pecah, kerikil, pasir dan mineral lain, baik berasal dari alam
maupun buatan yang berbentuk mineral padat berupa ukuruan besar ataupun kecil (Sukarman,
2003). Agregat adalah sekumpulan butir-butir batu pecah, kerikil, pasir atau mineral lain berupa
hasil alam atau buatan (Hartati, Hendri, & Lilianti, 2020). Fungsi bahan pengisi (Filler) adalah
sebagai pengisi rongga udara pada material sehingga memperkaku lapisan aspal.Apabila campuran
agregat kasar dan halus masih belum masuk dalam spesifikasi yang telah ditentukan, maka pada
campuran laston perlu ditambah dengan filler (Raya, Enda, Pratomo, & Herianto, 2015). Sebagai
filler dapat digunakan debu batu kapur, debu dolomite atau semen Portland. Filler yang baik adalah
yang tidak tercampur dengan kotoran atau bahan lain yang tidak dikehendaki dan dalam keadaan
kering (kadar air maks 1%). Filler yang digunakan pada penelitian ini adalah semen Portland tipe 1
yang umum digunakan dalam berbagai pekerjaan kontruksi (Mashuri & Batti, 2011).
Aspal merupakan salah satu material yang digunakan sebagai bahan perkerasan jalan raya,
material ini dipilih karena hasil akhirnya yang baik dan nyaman sebagai perkerasan lentur (Pratama,
Widodo, & Sulandari, 1989). Salah satu cara untuk mencegah terjadinya kerusakan pada perkerasan
jalan akibat beban muatan kendaraan adalah dengan meningkatkan kualitas dan stabilitas perkerasan
tersebut. Oleh sebab itu penggunaan bahan tambah (Additive) menjadi salah satu alternatif. Menurut
(Sukarman, 2003), terdapat tujuh karakteristik campuran yang harus dimiliki oleh beton aspal yaitu:
stabilitas (stability), keawetan (durability), kelenturan (fleksibility), tahanan geser/kekesatan (skid
resistance), kedap air (impermeability), ketahanan terhadap kelelehan (fatique resistance), dan
kemudahan pelaksanaan (workability).
Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui sifat-sifat fisik aspal dengan bahan sampah
botol plastic (Polyethylene Terepthalate) dan mengetahui karakteristik Marshall pada campuran
laston (AC-BC) dengan bahan tambah sampah botol plastik (Polyethylene Terepthalate) (Fitri,
Saleh, & Isya, 2018).
Dengan adanya Penelitian ini, diharapkan mampu memberikan manfaat bagi dunia konstruksi,
khususnya konstruksi jalan raya dan menambah wawasan mengenai penambahan plastik sebagai
bahan tambahan campuran aspal lastaton (HRS–WC) yang di tinjau terhadap nilai Marshall, apabila
penelitian ini memberikan hasil yang positif, semoga dapat digunakan pada konstruksi jalan raya di
Indonesia sekaligus juga dapat menjadi salah satu solusi terhadap permasalahan sampah yang
semakin besar di Indonesia.
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan pada penelitian proyek akhir ini ialah eksperimen yang dilakukan di
Laboratorium Fakultas Teknik Universitas Bojonegoro dengan menggunakan sistem Job Mix
Formulla (JMF) aspal yang digunakan sebagai pengikat adalah aspal AC 60/70. Sedangkan standar
metode pengujiannya mengacu pada Standar Nasional Indonesia (SNI) (Mujiarto, 2005).
Penelitian ini dilakukan secara bertahap, yaitu terdiri atas pengujian agregat (kasar, halus dan
filler), aspal dan pengujian terhadap campuran limbah plastik (Job mix Formulla). Pengujian