https://jetbis.al-makkipublisher.com/index.php/al/index
202
Jurnal Ekonomi Teknologi & Bisnis (JETBIS)
Volume 2, Number 2, Februari 2023
p-ISSN 2964-903X; e-ISSN 2962-9330
PENGARUH PENAMBAHAN LIMBAH PLASTIK PET (POLYTHYLENE
TEREPTHALATE) UNTUK ASPAL PENETRASI 60/70 TERHADAP
KARAKTERISTIK CAMPURAN ASPAL (AC-BC)
Alfia Nur Rahmawati
1
, Yulis Widhiastuti
2
, Budi Hadi Prasetyo
3
Universitas Bojonegoro, Jawa Timur, Indonesia
*
ARTIKEL INFO:
Diterima:
30 Desembar 2022
Direvisi:
04 Januari 2023
Disetujui:
11 Januari 2023
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sifat-sifat fisik aspal
dengan bahan sampah botol plastic (Polyethylene Terepthalate) dan
mengetahui karakteristik Marshall pada campuran laston (AC-BC)
dengan bahan tambah sampah botol plastik (Polyethylene Terepthalate).
Aspal merupakan salah satu bahan yang digunakan sebagai material
perkerasan jalan, bahan ini dipilih karena hasil akhirnya yang baik dan
nyaman sebagai perkerasan fleksibel. Salah satu cara untuk mencegah
kerusakan pada perkerasan akibat beban kendaraan adalah dengan
meningkatkan kualitas dan stabilitas perkerasan. Oleh karena itu,
penggunaan aditif adalah alternatif. Bahan dasar plastik yang sulit terurai
perlu ditangani dengan baik selain solusi daur ulang dengan peningkatan
nilai fungsionalnya. Pemanfaatan sampah plastik sebagai bahan tambahan
dalam campuran lapisan AC-BC (Asphalt Concrete-Binder Course)
dalam rangka meningkatkan nilai stabilitasnya, serta sebagai salah satu
langkah konkret untuk mengurangi sampah yang sulit terurai dengan
meningkatkan nilai fungsinya. Dalam nilai fungsi ini. Pada penelitian ini,
penambahan plastik PET (Polyethylene Terephthalate) pada campuran
aspal AC-BC berpengaruh terhadap nilai karakteristik marshall. Dengan
efek yang disebabkan oleh penambahan plastik PET, semakin tinggi
persentase campuran, semakin tinggi persentase campuran, semakin
tinggi stabilitas, nilai VMA, VIM, dan MQ yang terbentuk. Sementara
itu, nilai VFB dan aliran cenderung menurun seiring dengan
meningkatnya kandungan plastik PET. Persentase penambahan plastik
PET pada campuran aspal AC-BC juga berpengaruh terhadap nilai
densitas dimana semakin tinggi nilai persentasenya, maka semakin
rendah nilai densitas dan dapat meningkatkan nilai VIM. Sehingga
campuran aspal secara visual akan memiliki banyak rongga.
Kata Kunci: AC-BC, Aspal, PET
PENDAHULUAN
Meningkatnya pertumbuhan penduduk diiringi dengan jumlah peningkatan volume lalu lintas.
Kondisi tersebut harus didukung oleh konstruksi jalan yang berkualitas, terutama dari kualitas lapis
perkerasan untuk memberikan keamanan dan kenyamanan dalam berkendara (Eriyono & Puspito,
2017).Kerusakan jalan telah menjadi permasalahan umum yang biasa di hadapi, hampir di setap
daerah memiliki jalan yang rusak. Beberapa hal yang menjadi penyebab kerusakan jalan di beberapa
daerah adalah sebagai berikut: kualitas jalan yang kurang baik, kondisi drainase permukaan jalan
yang tidak memadai (Carlina, 2013).
Vol 2, No 2 Februari 2023
Pengaruh Penambahan Limbah Plastik Pet (Polythylene
Terepthalate) Untuk Aspal Penetrasi 60/70 Terhadap
Karakteristik Campuran Aspal (Ac-Bc)
203
Bahan dasar plastik yang sulit terurai perlu dilakukan penanganan yang tepat selain solusi
pendauran ulang dengan peningkatan nilai fungsinya. Pemanfaatan limbah plastik sebagai bahan
tambahan dalam campuran lapisan AC-BC (Asphalt Concrete-Binder Course) guna peningkatan
nilai stabilitasnya, sekaligus salah satu langkah kongkrit sebagai penanganan pengurangan sampah
yang sulit terurai dengan peningkatan nilai fungsinya (Yuniarti & Rachman, 2020).
Agregat adalah butir-butir batu pecah, kerikil, pasir dan mineral lain, baik berasal dari alam
maupun buatan yang berbentuk mineral padat berupa ukuruan besar ataupun kecil (Sukarman,
2003). Agregat adalah sekumpulan butir-butir batu pecah, kerikil, pasir atau mineral lain berupa
hasil alam atau buatan (Hartati, Hendri, & Lilianti, 2020). Fungsi bahan pengisi (Filler) adalah
sebagai pengisi rongga udara pada material sehingga memperkaku lapisan aspal.Apabila campuran
agregat kasar dan halus masih belum masuk dalam spesifikasi yang telah ditentukan, maka pada
campuran laston perlu ditambah dengan filler (Raya, Enda, Pratomo, & Herianto, 2015). Sebagai
filler dapat digunakan debu batu kapur, debu dolomite atau semen Portland. Filler yang baik adalah
yang tidak tercampur dengan kotoran atau bahan lain yang tidak dikehendaki dan dalam keadaan
kering (kadar air maks 1%). Filler yang digunakan pada penelitian ini adalah semen Portland tipe 1
yang umum digunakan dalam berbagai pekerjaan kontruksi (Mashuri & Batti, 2011).
Aspal merupakan salah satu material yang digunakan sebagai bahan perkerasan jalan raya,
material ini dipilih karena hasil akhirnya yang baik dan nyaman sebagai perkerasan lentur (Pratama,
Widodo, & Sulandari, 1989). Salah satu cara untuk mencegah terjadinya kerusakan pada perkerasan
jalan akibat beban muatan kendaraan adalah dengan meningkatkan kualitas dan stabilitas perkerasan
tersebut. Oleh sebab itu penggunaan bahan tambah (Additive) menjadi salah satu alternatif. Menurut
(Sukarman, 2003), terdapat tujuh karakteristik campuran yang harus dimiliki oleh beton aspal yaitu:
stabilitas (stability), keawetan (durability), kelenturan (fleksibility), tahanan geser/kekesatan (skid
resistance), kedap air (impermeability), ketahanan terhadap kelelehan (fatique resistance), dan
kemudahan pelaksanaan (workability).
Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui sifat-sifat fisik aspal dengan bahan sampah
botol plastic (Polyethylene Terepthalate) dan mengetahui karakteristik Marshall pada campuran
laston (AC-BC) dengan bahan tambah sampah botol plastik (Polyethylene Terepthalate) (Fitri,
Saleh, & Isya, 2018).
Dengan adanya Penelitian ini, diharapkan mampu memberikan manfaat bagi dunia konstruksi,
khususnya konstruksi jalan raya dan menambah wawasan mengenai penambahan plastik sebagai
bahan tambahan campuran aspal lastaton (HRSWC) yang di tinjau terhadap nilai Marshall, apabila
penelitian ini memberikan hasil yang positif, semoga dapat digunakan pada konstruksi jalan raya di
Indonesia sekaligus juga dapat menjadi salah satu solusi terhadap permasalahan sampah yang
semakin besar di Indonesia.
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan pada penelitian proyek akhir ini ialah eksperimen yang dilakukan di
Laboratorium Fakultas Teknik Universitas Bojonegoro dengan menggunakan sistem Job Mix
Formulla (JMF) aspal yang digunakan sebagai pengikat adalah aspal AC 60/70. Sedangkan standar
metode pengujiannya mengacu pada Standar Nasional Indonesia (SNI) (Mujiarto, 2005).
Penelitian ini dilakukan secara bertahap, yaitu terdiri atas pengujian agregat (kasar, halus dan
filler), aspal dan pengujian terhadap campuran limbah plastik (Job mix Formulla). Pengujian
Pengaruh Penambahan Limbah Plastik Pet (Polythylene
Terepthalate) Untuk Aspal Penetrasi 60/70 Terhadap Karakteristik
Campuran Aspal (Ac-Bc)
Vol 2, No 2 Februari 2023
https://jetbis.al-makkipublisher.com/index.php/al/index
204
terhadap agregat termasuk analisa saringan, pemeriksaan berat jenis, dan penyerapan air. Untuk
pengujian aspal AC 60/70 termasuk berat jenis. Sedangkan metode yang digunakan sebagai penguji
campuran adalah Metode Marshall (Kasestriani, 2011).
Metode Marshall sendiri dengan pencampuran plastik, dimana dari pengujian Marshall
tersebut didapatkan hasil-hasil yang berupa komponen- komponen Marshall, yaitu stabilitas, Rongga
di dalam campuran (Void In The Compacted Mixture/VIM), Rongga udara yang terisi aspal (Voids
Filled with Bitumen/VFB), Rongga diantara agregat (Void in the Mineral Aggregat/VMA),dan Hasil
bagi Marshall/Marshall Quotient (MQ) (Purwadi, 2008).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Bagian ini berisi hasil-hasil penelitian beserta pembahasannya. Anda dapat menambahkan
tabel atau grafik untuk memudahkan pembacaan hasil penelitian (Sari, 2015).
Pengujian Karakteristik Agregat Halus
Pengujian karakteristik agregat merupakan serangkaian pengujian terhadap agregat untuk
mengetahui nilai mengenai sifat agregat tersebut (Fauziah & Wijayati, 2016). Agregat halus yang
berasal dari Soko Tuban dilakukan pengujian berat jenis dan penyerapan dengan acuan SNI 03-
1970-1990. Dengan hasil sebagai berikut.
Tabel 1
Analisa Saringan Agregat Halus
Ukuran
Ayakan
SAMPEL 1
SAMPEL 2
Avg
Berat
terting
gal (gr)
komul
atif
tertaha
n (gr)
komul
atif
tertaha
n %
lolos
(gr) %
Berat
tertin
ggal
(gr)
Kom
ulatif
Terta
han
(gr)
Komulatif
Tertahan
%
Lolos
(gr)
%
(mm)
No.
19,1
3/4"
0
0
0
100
0
0
0
100
100
13,2
1/2"
0
0
0
100
0
0
0
100
100
9,60
3/8"
0
0
0
100
0
0
0
100
100
4,80
4
6
6
0.24
99.76
10
10
0.4
99.6
99.68
2,40
8
30
36
1.44
98.56
34
44
1.76
98.24
98.4
1,20
16
43
79
3.16
96.84
69
113
4.52
95.48
96.16
0,60
30
1917
1996
79.84
20.16
1682
1795
71.8
28.2
24.18
0,30
50
293
2289
91.56
8.44
453
2248
89.92
10.08
9.26
0,15
100
77
2366
94.64
5.36
111
2359
94.36
5.64
5.5
0,075
200
121
2487
99.48
0.52
128
2487
99.48
0.52
0.52
PAN
PAN
13
2500
100
0
13
2500
100
0
0
JUMLAH
2500
11759
2500
1155
6
(Sumber : Hasil pengujian laboratorium Teknik Sipil Unigoro, 2020)
A. Pengujian Karakteristik Agregat Kasar
Agregat kasar yang berasal dari Parengan dilakukan pengujian berat jenis dan penyerapan
dengan acuan SNI 03-1969-1990. Dengan ukuran 1:2 dan 0,5 seperti dalam tabel berikut ini:
Vol 2, No 2 Februari 2023
Pengaruh Penambahan Limbah Plastik Pet (Polythylene
Terepthalate) Untuk Aspal Penetrasi 60/70 Terhadap
Karakteristik Campuran Aspal (Ac-Bc)
205
Tabel 2
Analisa Saringan Agregat Kasar Parengan Size 1:2
Ukuran
Ayakan
SAMPEL 1
SAMPEL 2
Avg
Berat
tertingg
al (gr)
komulat
if
tertahan
(gr)
komulat
if
tertahan
%
Lolo
s
(gr)
%
Berat
tertingg
al (gr)
Komulat
if
Tertaha
n (gr)
Komulat
if
Tertaha
n %
Lolo
s (gr)
%
(mm
)
No.
19,1
3/4
"
455
455
18.2
81.8
548
548
21.92
78.0
8
79.9
4
13,2
1/2
"
842
1297
51.88
48.1
2
836
1384
55.36
44.6
4
46.3
8
9,60
3/8
"
653
1950
78
22
643
2027
81.08
18.9
2
20.4
6
4,80
4
420
2370
94.8
5.2
339
2366
94.64
5.36
5.28
2,40
8
105
2475
99
1
111
2477
99.08
0.92
0.96
Pan
25
2500
100
0
23
2500
100
0
0
Jumlah
2500
2500
(Sumber : Hasil pengujian laboratorium Teknik Sipil Unigoro, 2020)
Tabel 3
Analisa Saringan Agregat Kasar Parengan Size 0.5
Ukuran
Ayakan
SAMPEL 1
SAMPEL 2
Avg
Berat
tertingg
al (gr)
komulati
f
tertahan
(gr)
komulati
f
tertahan
%
lolos
(gr)
%
Berat
tertingg
al (gr)
Komulati
f
Tertahan
(gr)
Komulati
f
Tertahan
%
Lolos
(gr) %
(mm
)
No.
19,1
3/4
"
0
0
0
100
0
0
0
100
100
13,2
1/2
"
0
0
0
100
0
0
0
100
100
9,60
3/8
"
14
14
0.56
99.44
11
11
0.44
99.56
99.5
4,80
4
571
585
23.4
76.6
801
812
32.48
67.52
72.0
6
2,40
8
1548
2133
85.32
14.68
1412
2224
88.96
11.04
12.8
6
PAN
367
2500
100
0
276
2500
100
0
0
Jumlah
2500
2500
(Sumber : Hasil pengujian laboratorium Teknik Sipil Unigoro, 2020)
Pengujian Filler semen Portland
Pengujian filler semen portland ini dilakukan untuk mengetahui berat jenis bulk, berat jenis
SSD, dan berat jenis semu. Denga hasi pengujian sebagai berikut ini.
Tabel 4
Hasil Pengujian Filler Semen Portland.
No.
Jenis pengujian
Hasil
Satuan
1.
Berat jenis bulk
2,648
gr/cc
Pengaruh Penambahan Limbah Plastik Pet (Polythylene
Terepthalate) Untuk Aspal Penetrasi 60/70 Terhadap Karakteristik
Campuran Aspal (Ac-Bc)
Vol 2, No 2 Februari 2023
https://jetbis.al-makkipublisher.com/index.php/al/index
206
2.
Berat jenis SSD
2,667
gr/cc
3.
Berat jenis semu
2,669
gr/cc
(Sumber : Hasil pengujian laboratorium Teknik Sipil Unigoro, 2020)
Pada Tabel 4 menunjukkan hasil dari pengujian filler semen Portland yang telah dilakukan.
Diperoleh data yaitu berat jenis bulk sebesar 2,648 gr/cc, berat jenis SSD 2,667 gr/cc dan berat jenis
semu 2,669 gr/cc.
Hasil Pengujian Berat Jenis
Dari hasil pengujian kadar air agregat halus didapat sebesar 2,88%, sedangkan untuk kadar air
agregat kasar didapat sebesar 2,59%. Hasil pengujian kadar air agregat halus dan kasar disajikan
dalam tabel 5 berikut.
Tabel 5
Berat jenis agregat halus
No
Keterangan
Sampel
Rata-
Rata
A
B
C
1
Berat jenis (Bulk) = 𝐵𝑘/(𝐵+500−𝐵𝑡)
2.59
2.63
2.61
2.61
2
Berat jenis kering permukaan jenuh
= 500/(𝐵+500−𝐵𝑡)
2.67
2.70
2.69
2.69
3
Berat jenis semu (apparent) =
𝐵𝑘/(𝐵+𝐵𝑘𝐵𝑡)
2.82
2.83
2.83
2.83
4
Penyerapan air (apsorption)
= (500−𝐵𝑘)/𝐵𝑘×100%
3.09%
2.67%
2.88%
2.88%
(Sumber : Hasil pengujian laboratorium Teknik Sipil Unigoro, 2020)
Tabel 6
Berat jenis agregat kasar
No
Keterangan
Sampel
Rata-
Rata
A
B
C
1
Berat jenis (Bulk) = 𝐵𝑘/(𝐵+500−𝐵𝑡)
2.47
2.36
2.48
2.44
2
Berat jenis kering permukaan jenuh
= 500/(𝐵+500−𝐵𝑡)
2.54
2.42
2.54
2.50
3
Berat jenis semu (apparent) =
𝐵𝑘/(𝐵+𝐵𝑘𝐵𝑡)
2.65
2.52
2.63
2.60
4
Penyerapan air (apsorption)
= (500−𝐵𝑘)/𝐵𝑘×100%
2.84%
2.67%
2.25%
2.59%
(Sumber : Hasil pengujian laboratorium Teknik Sipil Unigoro, 2020)
Hasil Perhitungan Gradasi Gabungan
Pada perencanaan (Job Mix Formulla) di lakukan berdasarkan hasil pengujian dari agregat
yang akan digunakan untuk campuran denga spesifikasi Hasil perencanaan Job Mix Formulla bisa
di lihat pada tabel 7.
Vol 2, No 2 Februari 2023
Pengaruh Penambahan Limbah Plastik Pet (Polythylene
Terepthalate) Untuk Aspal Penetrasi 60/70 Terhadap
Karakteristik Campuran Aspal (Ac-Bc)
207
Tabel 7
Hasil Perhitungan Gradasi Gabungan
SIEVE SIZE
HOT
BIN I
HOT
BIN II
HOT
BIN III
FILLER
Jumlah
Spek
BB
BA
1
25.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100
100
3/4"
19,1
79.94
100.00
100.00
100.00
94.5838
90
100
1/2"
13,2
46.38
100.00
100.00
100.00
85.5226
75
90
3/8"
9,60
20.46
99.50
100.00
100.00
78.3192
66
82
NO 4
4,80
5.28
72.06
99.68
100.00
62.887
46
64
NO 8
2,40
0.96
12.86
98.40
100.00
37.1158
30
49
NO 16
1,20
0.00
0.00
96.16
100.00
31.0016
18
38
NO 30
0,60
0.00
0.00
24.18
100.00
12.2868
12
28
NO 50
0,30
0.00
0.00
9.26
100.00
8.4076
7
20
NO 100
0,15
0.00
0.00
5.50
100.00
7.43
5
13
NO 200
0,075
0.00
0.00
0.52
99.30
6.0932
4
8
(Sumber : Hasil pengujian laboratorium Teknik Sipil Unigoro, 2020)
Gambar 1
Hail Perhitungan Gradiasi Gabungan
Tabel 8
Perhitungan Gradasi Gabungan
A. Hot Bin I
27.0 %
B. Hot Bin II
41.0 %
C. Hot Bin III
26.0 %
D. FILLER
6.0 %
(Sumber : Hasil pengujian laboratorium Teknik Sipil Unigoro, 2020)
Hasil Perhitungan JMF (Job Mix Formulla)
Job Mix Formula (JMF) adalah proses merancang dan memilih bahan yang cocok dan
menentukan proporsi relatif dengan tujuan memproduksi beton dengan kekuatan tertentu, daya tahan
0
20
40
60
80
100
13/4"1/2"3/8"NO 4NO 8NO
16
NO
30
NO
50
NO
100
Series1
Series4
Series5
Pengaruh Penambahan Limbah Plastik Pet (Polythylene
Terepthalate) Untuk Aspal Penetrasi 60/70 Terhadap Karakteristik
Campuran Aspal (Ac-Bc)
Vol 2, No 2 Februari 2023
https://jetbis.al-makkipublisher.com/index.php/al/index
208
tertentu dan se ekonomis mungkin. Berikut tabel job mix formula pada aspal dengan campuran
limbah plastic (Pompana, Lintong, & Kaseke, 2018).
Tabel 9
Perhitungan Jmf (Job Mix Formulla)
N
O
KADA
R
ASPAL
BAHAN
TANBA
H
AGREGA
T
KAPASITA
S
HOT
BIN 1
HOT
BIN 2
HOT
BIN 3
FILLE
R
1
73.80
0.00
1156.20
1230
312.17
474.04
300.61
69.37
2
73.80
34.69
1121.51
1230
302.81
459.82
291.59
67.29
3
73.80
57.81
1098.39
1230
296.57
450.34
285.58
65.90
4
73.80
80.93
1075.27
1230
290.32
440.86
279.57
64.52
(Sumber : Hasil pengujian laboratorium Teknik Sipil Unigoro, 2020)
Pengujian Marshall
Pengujian Marshall bertujuan untuk mencari nilai kepadatan (density), VIM (void in mix),
VMA (void in mineral agregate), VFB (void filled with asphalt), pelelehan (flow), stabilitas dan MQ
(marshall quotient). Pengujian marshall dilakukan menggunakan acuan SNI 06-2489-1991. Pada
penelitian ini digunakan variasi kadar campuran plastik yakni 0%, 3%, 5%, dan 7%. Berikut data
hasil pengujian marshall:
Tabel 10
Data Hasil Pengujian Marshall
Kadar
Csmpuran
(%)
VIM (%)
VMA
(%)
VFB (%)
Flow
(mm)
Stabilitas
(kg)
MQ
(kg/mm)
Density
(kg)
0
4,53
15,27
15,27
1,20
741,59
644,02
2,3
3
10,24
20,34
20,34
0.90
747,0
823,3
2,2
5
12,16
22,85
22,85
0,80
1037,7
1276,3
2,1
7
16,51
25,90
25,90
0,80
1011,7
1357,9
2
(Sumber : Hasil pengujian laboratorium Teknik Sipil Unigoro, 2020)
1. Dari Hasil Table 10 Diperoleh Hasil Sebagai Berikut:
a. VIM merupakan rongga udara dalam campuran aspal. Nilai VIM yang diisyaratkan yaitu 3-
5%. Dari table 10 diketahui bahwa nilai VIM yang sesuai dengan standart adalah 0% dan
ketika diberi tambahan plastic sebesar 3, 5, dan 7% tidak memenuhi standart.
b. VMA adalah kadar presentase ruang rongga diantara partikel agregat pada benda uji. Nilai
VMA yang diisyaratkan minimal 14% sesuai dengan persyaratan Bina Marga 2018. Pada table
10 kadar campuran 0-7% sudah memenuhi persyaratan. Nilai VMA yang kecil menyebabkan
aspal menyelimuti agregat terbatas, sehingga menyebabkan lapisan perkerasan tidak kedap air
dan mudah terjadi kerusakan. Factor-faktor yang mempengaruhi VMA antara lain kadar aspal,
gradasi agregat, penyerapan agregat, jumlah dan temperature pemadatan.
c. VFB adalah rongga terisi aspal pada campuran setelah mengalami proses pemadatan. Kadar
aspal menjadi faktor utama pada nilai VFB. Nilai VFB yang diisyaratkat oleh Bina Marga
2018 yaitu sebesar 65%.
Vol 2, No 2 Februari 2023
Pengaruh Penambahan Limbah Plastik Pet (Polythylene
Terepthalate) Untuk Aspal Penetrasi 60/70 Terhadap
Karakteristik Campuran Aspal (Ac-Bc)
209
d. Pelelehan (flow) merupakan vbesarnya perubahan bentuk plastis suatu benda uji campuran
beraspal yang terjadi akibat suatu beban keruntuhan dinyatakan dalam satuan panjang. Nilai
spesifikasi dari Bina Marga 2018 adalah 2-4mm. Dari tabel 10 Menunjukkan bahwa kadar
campuran limbah plastik 0, 3, 5 dan 7% semuanya tidak memenuhi persyaratan karena kurang
dari batas minimal yaitu 2 mm. Nilai flow yang terlalu tinggi mengidentifikasi campuran yang
bersifat plastis dan lebih mampu mengikuti deformasi akibat beban. Sedangkan nilai flow yang
berada dibawah batas minimal mampu menyebabkan retak dini dan durabilitas rendah. Nilai
flow dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya kadar dan viskositas aspal, temperature,
gradasi, dan jumlah pemadatan.
e. Stabilitas merupakan kemampuan perkerasan jalan menerima beban lalu lintas tanpa terjadi
perubahan bentuk tetap seperti gelombang alur dan bledding.
f. MQ (Marshall Quotient) merupakan nilai perbandingan antara stabilitas dengan flow yang
digunakan untuk pendekatan terhadap tingkat kekakuan atau fleksibilitas campuran.
Spesifikasi yang diisyaratkan nilai MQ minimal adalah 250 kg/mm.
g. Nilai density adalah nilai berat volume untuk menunjukkan kepadatan dari campuran beton
aspal.
KESIMPULAN
Berdasarkan analisis pengujian serta pembahasan maka dapat ditarik kesimpulannya Dalam
penelitian ini penambahan plastik PET (Polyethylene Terepthalate) pada campuran aspal AC-BC
mempengaruhi nilai karakteristik marshall. Dengan pengaruh yang ditimbulkan dari penambahan
plastik PET adalah semakin banyaknya presentase campuran maka semakin tinggi nilai stabilitas,
VMA,VIM, dan MQ yang terbentuk. Sedangkan untuk nilai VFB, dan flow cenderung mengalami
penurunan seiring bertambahnya kadar plastik PET. Presentase penambahan plastik PET pada
campuran aspal AC-BC juga berpengaruh pada nilai kepadatan dimana semakin tinggi nilai
presentase, maka semakin rendah pula nilai kepadatan dan dapat meningkatkan nilai VIM. Sehingga
campuran aspal secara visual akan memiliki banyak rongga.
DAFTAR PUSTAKA
Carlina, Serli. (2013). Pengaruh Variasi Temperatur Pemadatan Terhadap Nilai Stabilitas Marshall
pada Laston AC-WC. Universitas Lampung. Bandar Lampung. Google Scholar
Eriyono, Rian Wanardi, & Puspito, Imam Hagni. (2017). Pengaruh Penambahan Plastik High
Density Poly Ethylene pada Lapisan Perkerasan Aspal Beton AC-BC. Jurnal Infrastruktur,
3(2), 115126. Google Scholar
Fauziah, Miftahul, & Wijayati, Fitri Sari. (2016). Pengaruh kadar limbah kaca sebagai substitusi
agregat halus terhadap karakteristik campuran aspal porus. Teknisia, 261273. Google Scholar
Fitri, Suraya, Saleh, Sofyan M., & Isya, Muhammad. (2018). Pengaruh Penambahan Limbah Plastik
Kresek Sebagai Subsitusi Aspal Pen 60/70 Terhadap Karakteristik Campuran Laston AcBc.
Jurnal Teknik Sipil, 1(3), 737748. Google Scholar
Hartati, Sri, Hendri, Edduar, & Lilianti, Emma. (2020). Analisis Penerapan Standar Akuntansi
Pemerintah Berdasarkan PP No. 71 Tahun 2010 Pada Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan
Tata Ruang Provinsi Sumatera Selatan. Jurnal Media Akuntansi (Mediasi), 2(2), 167185.
Google Scholar
Kasestriani, Desak Nyoman Nira. (2011). Karakteristik Marshall Dengan Bahan Tambahan Limbah
Plastik Pada Campuran Splitmastic Asphalt (Sma). Uajy. Google Scholar
Pengaruh Penambahan Limbah Plastik Pet (Polythylene
Terepthalate) Untuk Aspal Penetrasi 60/70 Terhadap Karakteristik
Campuran Aspal (Ac-Bc)
Vol 2, No 2 Februari 2023
https://jetbis.al-makkipublisher.com/index.php/al/index
210
Mashuri, Mashuri, & Batti, Joy Fredy. (2011). Pemanfaatan Material Limbah Pada Campuran Beton
Aspal Campuran Panas. MEKTEK, 13(3). Google Scholar
Mujiarto, Imam. (2005). Sifat dan karakteristik material plastik dan bahan aditif. Traksi, 3(2), 65.
Google Scholar
Pompana, Truly, Lintong, Elisabeth M., & Kaseke, Oscar H. (2018). Identifikasi Ketidaktepatan
komposisi campuran Aspal Panas Antara Rancangan Di Laboratorium (Design Mix Formula)
Dengan Pencampuran Di Asphalt Mixing Plant (Job Mix Formula). Jurnal Sipil Statik, 6(10).
Google Scholar
Pratama, Nugraha Yuda, Widodo, Slamet, & Sulandari, Eti. (1989). Pengaruh Penggunaan Sampah
Botol Plastik Sebagai Bahan Tambah Pada Campuran Lapis Aspal Beton (LASTON). JeLAST:
Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang, 5(3). Google Scholar
Purwadi, Didik. (2008). Buku Ajar Rekayasa Jalan Raya 2 (Perkerasan Jalan). Universitas
Diponegoro, 15. Google Scholar
Raya, S., Enda, Sarkis, Pratomo, Priyo, & Herianto, Dwi. (2015). Variasi Temperatur Pencampuran
Terhadap Parameter Marshall pada Campuran Lapis Aspal Beton. Jurnal Rekayasa Sipil Dan
Desain, 3(3), 128420. Google Scholar
Sari, Kiki Lolita. (2015). Dampak Penambahan Polyehylene Terepthalate Dalam Campuran Lapisan
AC-BC Ditinjau Dari Batas Atas dan Tengah Guna Peningkatan Nilai Stabilitas. Skripsi Teknik
Sipil Universitas Lampung, 100. Google Scholar
Sukarman, Silvia. (2003). Beton aspal campuran panas. Yayasan Obor Indonesia. Google Scholar
Yuniarti, Sri, & Rachman, Rais. (2020). Studi Karakteristik Campuran AC-BC Berdasarkan Limbah
Kantong Plastik Sebagai Bahan Tambah. Paulus Civil Engineering Journal, 2(2), 7076.
Google Scholar
licensed under a
Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License